Dibata Erdahin Alu Mehuli (Allah Bekerja Dengan Baik) - Kejadian 1:1-27.

PERPULUNGEN JABU-JABU

GEREJA GBKP

TANGGAL 28 APRIL - 4 MEI 2019

=========================================================

KEJADIAN 1 : 1-27.

Tema : Dibata Erdahin Alu Mehuli (Allah Bekerja Dengan Baik) 

LATAR BELAKANG

1.    Pada zaman dahulu, orang memandang alam dan kekuatan-kekuatannya sebagai makhluk-makhluk ilahi. Seperti dalam pandangan orang Babel, matahari, bulan, bintang-bintang dan planet sebagai dewa-dewa  yang mengatur peristiwa-peristiwa dalam hidup manusia. Seperti hari, siang dan malam, hujan, panas, dll, diatur oleh dewa-dewa tersebut.  Serta ada juga pertanyaan, sebenarnya siapa yang menciptakan dunia ini. Apakah dunia berserta isinya diciptakan oleh dewa?. Begitu juga ada satu pertanyaan dunia ini sepertinya kacau (rusak), serta siapa manusia itu.

2.    Memahami iman bangsa Israel yang telah terpengaruh dengan iman bangsa-bangsa lain, khususnya memahami akan penciptaan dunia dan segala isinya. Maka para imam, setelah pembuangan di Babel secara giat berupaya memelihara kembali ajaran-ajaran iman kepada bangsa Israel, agar bangsa Israel kembali memahami siapa Allah yang mereka sembah serta hubungan dengan penciptaan dunia dan isinya.

3.    Dunia, bumi dan segala isinya adalah Allah yang menciptakan. Oleh sebab itu menekankan akan Allah yang menjadikan dunia dan segala isinya bisa dilihat dalam beberapa hal: 1). Nama kitab ini adalah beresyit (pada mulanya). Mengatakan bahwa Allah yang mula-mulanya menciptakan dunia ini. 2). Dunia ini belum berbentuk, kosong. Dalam hikmat Allah, secara sistimatis (teratur), Allah mulai membentuk dunia ini. Hari pertama sampai hari ke enam Allah menjadikan dunia dan segala isinya. Memang dalam dunia modern, sulit terterima dengan akal tentang Allah menciptakan dunia serta isinya dalam proses 6 hari. Apalagi dikaitkan dengan mazmur yang mengatakan bahwa 1000 hari sama dengan satu hari dihadapan Allah (bdk. Mazmur 90:4), dengan demikian Allah menjadikan dunia ini selama 6000 tahun. Untuk memahami kontek ini, kita harus memahami tentang cara kerja Allah. Dengan demikian, kita akan mendapatkan tindakan-tindakan Allah yang menciptakan dunia ini secara sistimatis  3). Dari mulut Allah dunia ini dijadikan. Dengan demikian tidak ada siapapun yang ikut campur tangan dalam Allah menciptakan dunia ini. Semua yang Allah jadikan adalah Baik dan sangat baik, sehingga menepis anggapan yang mengatakan bahwa dari dahulu kala dunia ini tidak sempurna.

4.    Allah menjadikan manusia segambar, serupa denganNya, menekankan bahwa manusia punya hubungan yang spesial dengan Allah. Manusia merupakan perwujudan Allah di dunia ini untuk menjaga dan memelihara dunia serta isinya. Serta semua yang Tuhan ciptakan patuh dan tunduk kepada manusia. Sebab pada dunia kuno, seorang raja sangat disegani dan ditakuti. Tentunya seorang raja tidak bisa setiap saat mengelilingi negerinya. Oleh sebab itu patung yang menyerupai raja sangat penting. Dan patung raja inilah yang dibawa oleh utusan raja ke tempat-tempat yang dikunjunginya untuk menyampaikan tita atau amanat raja kepada rakyatnya. Begitu jugalah dipahami  makna lahiriah  manusia sebagai rupa Allah.

5.    Pergumulan iman bangsa Israel waktu dalam pembuangan di Babel adalah apakah benar Allah itu ada. Apakah benar Allah itu berkuasa. Kalau benar Allah itu ada dan berkuasa kenapa Dia tidak membebaskan bangsaNya dari pembuangan di Babel ?. Apakah tidk sebaiknya menyembah kepada dewa Babel saja! Begitu juga ketika kembali dari pembuangan, bangsa Israel diperhadapkan dengan pergumulan yang baru yaitu tanah yang sudah lama mereka tinggalkan harus mereka kelola lagi, sehingga timbul pesemis dan keraguan akan keberhasilan. Dalam kontek ini para imam menekankan dua hal : 1). Apapun yang terjadi pegangan hanyalah kepada Allah. Allah yang menjadikan langit dan bumi (Beresyit). 2). Bangsa Israel harus menyambah kepada Allah saja. Oleh sebab itu Allah menguduskan hari ke tujuh agar manusia menyiapkan hari khusus untuk menyembah kepada Allah.

APLIKASI

            Tahun ini adalah tahun entrepreneurship (kewirausahaan) bagi gereja GBKP. Entrepreneurship menekankan tentang kebaikan. Kebaikan bagi diri sendiri maupun orang lain. Untuk menjadi enterpreneur-enterpreneur, kita harus melihat bagaimana enterpreneur Tuhan. Allah menjadikan dunia ini semuanya baik, karena yang dilakukan oleh Allah adalah : 1). Melihat dan memantau (ayat 1,2). 2). Allah menciptakan yang belum ada menjadi ada. Bagitu juga Allah menciptakan dari bahan yang telah ada.

            Allah menjadikan semuanya baik dari hikmatNya, sehingga dunia ini baik. Kebaikan inilah yang dirasakan oleh kita. Kalaupun sekarang ini bumi rusak, bukan berarti tidak sempurna ciptaanNya. Tetapi kita manusia yang dikuasai dosa yang merusakkannya. Oleh sebab itu kita harus kembali kepada iman kita, yaitu takut akan Allah dan ditunjukkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

            Kalau kita melihat penciptaan Allah, kita akan melihat bahwa Allah menjadikan dunia ini melalui proses. Walaupun sebenarnya dalam kuasa Allah, Dia bisa menjadikan dunia beserta isinya dalam sekecap. Oleh sebab itu dalam menembuhkan enterpreneurship dalam diri kita, pertama kita harus hidup dalam persekutuan dengan Tuhan sehingga Dia yang memberikan hikman dan kepandaian kepada kita untuk melakukan sesuatu. Kedua, Harus ada proses untuk menjadikan sesuatu. Untuk menjadi enterpreneur harus ada proses. Ketiga, jangan mudah putus asa, dan menyerah. Sebab sama dengan Allah, ketika dunia ini dijadikan dan baik adanya, maka manusia menikmati dengan begitu baik dan suka cita. Begitu juga dengan apa yang kita lakukan, ketika itu baik, maka akan dirakan oleh orang lain dengan begitu baik dan suka cita juga.

Pdt. Steven Kumenit, S.Th.M.Min.