Senin, 15 April 2019

YESUS IPAKUKEN KU KAYU PERSILANG (Markus 15:21 - 32)

JUMAT AGUNG
GEREJA GBKP
TANGGAL 19 APRIL 2019
==================================================================
Invocatio  :    Sebab asum aku nai ras kam enggo kutetapken i bas ukurku maka kerina kulupaken seakatan Yesus Kristus, dingen Ia ipakuken seh mate i kayu persilang (1 Korintus 2:2).
Ogen        :    Miha 7 : 7-13 (Tunggal)
Kotbah     :    Markus 15:21-32 (Responsoria).
Tema        :    YESUS IPAKUKEN KU KAYU PERSILANG

LATAR BELAKANG
1. Bahan khotbah kita merupakan bagian dari cerita penderitaan dan penyaliban Yesus Kristus. Kalau kita membaca mulai ayat 1, Yesus dihukum mati karena desakan dan tuduhan dari imam-imam kepala, tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkama Agama yang pada waktu itu berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Yahudi. Walaupun ada kesempatan Yesus dibebaskan dari hukuman mati (disalibkan), lewat satu kebiasaan kebijakan pemerintah Romawi, di mana setiap hari Paskah dibabaskan pemerintah Romawi (Pilatus) seorang tahanan, dan ketika Pilatus menyuruh untuk memilih kepada orang Yahudi, mana yang harus dipilih Barabas atau Yesus, tapi karena didesak oleh imam-imam kepala dan menghasut orang banyak sehingga Pilatus lebih memilih Barabas yang dibebaskan, dan Yesus dihukum mati. Yesus Disalibkan. Dengan demikian tidak ada lagi pengampunan bagi Yesus. Hukuman penyaliban terhadap seseorang tahanan dilakukan ketika seorang tahanan yang merupakan penjahat kelas kakap tidak lagi terampuni pelanggarannya oleh pemerintah Romawi (Pilatus).
2. Penyaliban Yesus dilakukan di bukit tengkorak. Bukit tengkorak dengan istana Gubernur (tempat penyiksaan Yesus) berjarak 1 KM. Menurut kebiasaan pada waktu itu salib tempat penyaliban harus dibawa oleh terhukum (Yesus). Dalam perjalanan Yesus memikul salib, banyak orang menyaksikannya (menonton). Karena pada waktu itu baru jam 9 pagi. aktivitas orang cukup ramai. Dan juga telah tersiar di antero Yerusalem bahwa Yesus telah dihukum salib.
3. Di tengah perjalanan, dalam kerumunan orang banyak yang menyaksikan perjalanan penyaliban Yesus, ada seorang yang bernama Simon dari Kirene, ayah dari Alexander dan Rufus. Simon dari Kirene inilah yang dipaksa oleh prajurit-prajurit untuk memikul salib Yesus. Sebab pada waktu itu Yesus sudah lemah memikul salib, karena walaupun dalam injil Markus (khususnya Pasal 15), tidak diceritakan akan penyiksaan sebelum Yesus membawa salib, tapi di kitab injil yang lain diceritakan bahwa sebelum Yesus membawa salib, lebih dahulu Yesus disiksa. Yesus dicambuk dengan cambuk duri sehingga luka dan mengeluarkan darah yang cukup banyak. Keadaan fisik Yesus sudah lemah, dan ini dilihat oleh perajurit.
4. Banyak orang pada waktu itu, bukan hanya orang penduduk Yerusalem aja yang menyaksikan perjalanan penyaliban Yesus, banyak juga orang yang bukan penduduk Yerusalem tapi orang/ keturunan Yahudi yang memang sengaja datang ke Yerusalem, bukan untuk melihat dan menyaksikan penghukuman Yesus, tapi kerena menjalankan aturan agama Yahudi. Karena aturan agama Yahudi mengharuskan orang Yahudi yang berada di seluruh muka bumi untuk datang ke Yerusalem merayakan perayaan agama dan beribadah. Ada 3 perayaan keagamaan yang harus dirayakan oleh orang Yahudi di Yerusalem : Pondok Daun (Tabernakel), Pentakosta dan Paskah. Simon dari Kirene salah satu yang bukan penduduk Yerusalem, tapi penduduk Kirena (Afrika Utara), yang datang merayakan Paskah di Yerusalem. Kenapa di Yerusalem, sebab di Yerusalemlah Bait Suci. Memang di tempat-tempat lain, di luar Yerusalem ada sinagoge-sinagoge, dan itu bukan merupakan tempat untuk merayakan 3 perayaan besar orang Yahudi. Dengan melihat ini, berarti Simon dari Kirene merupakan orang yang patuh beragama.
5. Walaupun Yesus di salibkan di bukit Golgota, tapi tempat penyaliban Yesus berada dijalan umum, sehingga banyak orang yang melewati tempat penyaliban Yesus. Orang yang melewati tempat itu mengecek-ecek Yesus. Bagitu juga imam-imam kepala dan guru-guru agama. Seakan-akan mereka puas akan keberhasilan mereka. Sebab sebelum Yesus dihukum dan disalibkan. Dalam pelayanan Yesus setiap hari, mereka mencari cara dan waktu yang tepat untuk menghukum Yesus, tapi mereka tidak dapat celah dan takut terhadap orang banyak.

APLIKASI
            Penyaliban Yesus merupakan pengorbanan untuk menyelamatkan kita manusia dari dosa. Menyelamatkan kita dari ikatan kuasa setan/ iblis. Walaupun pada waktu itu banyak orang yang tidak memahami akan makna penyaliban Yesus.
            Penyaliban Yesus merupakan bagian dari rencana keselamatan Allah. Dan orang-orang yang terlibat, seperti Yudas Iskariot, imam-imam kepala, orang Farisi, guru-guru Agama, Pilatus dan Simon dari Kirene adalah bagian dari cerita penderitaan dan penyaliban Yesus. Dan kalau kita melihat secara jauh lagi, berbagai-bagai hal yang terjadi dalam kehidupan mereka, khususnya Yudas Iskariot akhirnya menyesal dan bunuh diri. Begitu juga dengan Simon dari Kirene. Ia mendapat bagian dalam memikul salib Yesus. Walupun dia dipaksa dan menderita memikul salib Yesus, tapi dia tidak bersungut-sungut serta menyesal, dan keluarganya, khususnya Alexander dan Rufus menjadi keluarga yang taat beragama sehingga dihormati (band. Roma 16:13).
            Yesus dihukum mati bukan kerna telah melakukan pelanggaran dan kejahatan, dan kejahatan Yesus tidak lagi terampuni pemerintah, tapi Yesus disalibkan karena patuh dan setia terhadap rencana Allah serta untuk mengalahkan kuasa iblis terhadap kita manusia. Oleh sebab itu sebagai orang yang beriman harus mengucap syukur kepada Yesus Kristus, Tuhan kita. Kita harus memahami dan mengamini ketika Yesus dipakukan di kayu salib  berarti dosa-dosa kita ikut dipakukan dan disalibkan. Sehingga dalam kehidupan kita saat ini, kita tidak lagi mau dan melakukan dosa.
            Dalam kehidupan kita, mari kita lakukan kebaikan-kebaikan yang berkenan kepada Allah. Perlu kita ketahui sekali saja Yesus dipakukan di kayu salib. Sekali saja Yesus mengorbankan diriNya untuk kita. Oleh sebab itu ketika kita berbuat dosa, ada gereja, ada kita yang mengingatkan terus (saling mengingatkan) agar kita bertobat. Tapi ketika telah diingatkan dan kita tidak mau bertobat, maka dalam kedatangan Yesus Kristus ke dua kali, kita akan diminta pertanggungjawaban akan segala perbuatan dan kejahatan kita. Kita akan di hukum oleh Tuhan. Penghukuman Tuhan berlaku bagi semua orang yang melakukan pelanggaran dan dosa (band. Ogen). Oleh sebab itu mari kita lupakan semua yang fana yang membuat kita hidup dalam dosa, tapi mari kita hanya hidup dengan Yesus saja (band. Invocatio), agar kita senantiasa diberkati olehNya.  

Pdt. Steven Kumenit, S.Th.M.Min.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar